Sabtu, 19 Juli 2008

Tentang Mimpi

Dalam level action, kecerdasan daya tahan mental merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh untuk kesuksesan seseorang dalam mewujudkan mimpinya (cita-citanya) , seseorang tersebut harus tahan banting dalam melakukan action-actionnya agar mimpinya (cita-citanya) bisa terwujud. Diantara beberapa hal yang termasuk dalam kategori kecerdasan daya tahan mental adalah ; mental pantang menyerah, mental tidak mudah putus asa, mental pantang mundur, mental tidak merasa puas sebelum mencapai impiannya terwujud, mental nyaman berada pada zona yang tidak nyaman (zona tantangan), mental perubah yang tidak mau berada secara terus-menerus berada dalam keadaan stagnasi, mental pendobrak bahwa dunia harus mengikuti mimpinya bukan sebaliknya, semangat dan spiritnya terus menyala untuk mewujudkan mimpi-mimpinya (cita-citanya) .

Namun agar tidak membabi buta, maka kecerdasan daya tahan mental / kecerdasan kehandalan mental / adversity quotient (AQ) perlu diimbangi dengan kecerdasan lainnya yang kita miliki yaitu Physical Quetient (PQ), Intelligence Quotient (IQ), Emotion Quotient (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ) sebagai satu kesatuan yang untuh 5 kecerdasan yang dimiliki oleh manusia.

Lalu dalam level mimpi (level quantum) apakah juga dibutuhkan kecerdasan daya tahan mental ???

Awalnya kehidupan manusia dimulai dari mimpi, dalam kisahnya di surga Adam merasa kesepian sehingga bermimpi memiliki seorang pendamping yang akhirnya oleh Tuhan diciptakanlah Hawa sebagai pendamping yang diambil dari tulang rusuknya Adam. Dan sudah diketahui bahwa Tuhan tergantung persangkaan hambanya, atau dalam istilah lain all in the state of mind, we are what we think, atau we are what we feel, atau ada pendapat ahli yang mengatakan bahwa imajinasi lebih kuat daripada ilmu pengetahuan.

Demikian juga adanya kita karena adanya mimpi ayah dan ibu kita, menikah (termasuk hubungan seksual) adalah mimpi global manusia, karena kita dikaruniai dorongan seksual oleh Tuhan sehingga lahirlah kita yang sebelumnya kita hanyalah merupakan mimpi kedua orang tua kita, mimpi kedua orang tua kita adalah membina sebuah rumah tangga yang dilengkapi oleh kehadiran anak-anaknya melalui hubungan seksual. Pada awalnya mimpi kedua orng tua kita adalah membentuk keluarga yang tenang, penuh cinta kasih, penuh kasih sayang, bahagia dan sejahtera (sakinah, mawaddah, warahmah), namun dalam perjalanan waktu mimpi tersebut akan menghadapi berbagai ujian, cobaan dan godaan. Nah seberapa besar kecerdasan daya tahan mental yang dimiliki kedua orang tua kita dalam mensikapi segala persoalan hidup ???, jawabanya dikembalikan kepada beliau berdua dalam mendayagunakan 5 kecerdasan yang sudah dikaruniai oleh Tuhan.

Jadi dalam level mimpi pun kita harus mendayagunakan 5 kecerdasan yang kita miliki terutama kecerdasan daya tahan mental agar kita tidak kehilangan fokus dalam mimpi, agar kita tidak mudah terombang-ambing oleh mimpi kita yang mudah berganti-ganti, sebab kalau dalam level mimpi (level quantum) kita tidak konsisten, tidak komitmen, tidak istiqomah, tidak ada fokus, yang menyebabkan kita tidak memiliki keyakinan yang bulat, maka di level action kita juga akan mudah ikut terombang-ambing mengikuti level mimpi kita, bahkan kita juga bisa terombang-ambing terbawa oleh mimpi orang lain yang lebih kuat mempengaruhi kita.

Jadi dalam level mimpi kita sangat membutuhkan kecerdasan daya tahan mental, mimpi pun butuh mental pantang menyerah. Agar kita fokus, komitmen, konsisten dan istiqomah terhadap mimpi kita, sehingga muncul keyakinan yang bulat dan di level action mental tersebut akan terbawa terus sehingga antara mimpi dan action menjadi satu kesatuan yang harmonis.

Untuk itu marilah kita membangun mimpi yang positif sehingga action kita juga positif, jika seluruh bangsa Indonesia memiliki mimpi yang positif untuk membangun bangsanya, kemudian fokus, konsisiten dan komitmen pada mimpi positif tersebut maka akan menjadi action positif yang sangat dahsyat, walaupun saat ini kita hanya baru bisa melihat setitik cahaya, namun jika masing-masing kita terus pantang menyerah berada dalam mimpi yang positif maka suatu saat akan terbentang kilauan cahaya yang menyinari seluruh hidup bangsa kita.

Marilah kita mempunyai mental pantang menyerah dalam memimpikan menjadi seorang entrepreneur, sekurang-kurangnya kita memilki jiwa entrepreneur dengan latar belakang profesi apapun dan memulai dari sekecil apapun semuanya akan berdampak pada action kita, sehingga dalam kondisi apapun kita akan tetap fokus, konsisten, komitmen dan istiqomah terhadap mimpi (cita-cita) kita.

Jika perasaan dan pikiran kita selalu positif dan yakin bahwa hidup ini indah, hidup ini penuh dengan solusi, hidup ini penuh dengan kebahagiaan, hidup ini penuh dengan keberlimpahan, kemudian kita fokus dan komitmen untuk mewujudkannya, maka di level action perasaan dan pikiran tersebut akan menjadi magnet yang menarik kita untuk mewujudkannya dan Tuhan akan mewujudkannya untuk kita seperti Tuhan menciptakan Hawa untuk Adam.

Salam,

Adib M www.adibm.com

Tidak ada komentar: