Jumat, 18 Juli 2008

Solusi Hemat BBM

Halo semua pengunjung blog, yang tetap setia.Berikut saya berikan beberapa solusi tentang hemat bbm yang saya dapat dari kawan. Semoga bermanfaat.

Konsumen Pertamax Beralih ke Premium

Konsumen Pertamax Beralih ke Premium

[JAKARTA] Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, terutama untuk transportasi melonjak. Data Pertamina menunjukkan, pada Maret 2008, volume penjualan BBM jenis Pertamax yang tidak disubsidi menurun 3.625 kiloliter. Demikian halnya Pertamax Plus turun 1.059 kiloliter. Sebaliknya, pada periode yang sama konsumsi Premium yang disubsidi naik 140.889 kiloliter, dari volume penjualan Februari.


Beralihnya konsumen Pertamax dan Pertamax Plus ke Premium tersebut, disebabkan disparitas harga jual ecerannya terus melebar. Untuk wilayah DKI Jakarta, misalnya, harga Pertamax per 1 Mei lalu naik dari Rp 8.300 menjadi Rp 8.750 per liter, sedangkan harga Pertamax Plus naik dari 8.600 menjadi Rp 9.000 per liter. Harga keduanya dua kali lipat dibanding harga Premium yang ditetapkan pemerintah Rp 4.500 per liter.

Wakil Direktur Utama Pertamina, Iin Arifin Takhyan ketika dihubungi SP di Jakarta, Jumat (2/5) menegaskan, kebijakan menaikkan harga BBM nonsubsidi (Pertamax) adalah keputusan pemerintah yang harus dijalankan oleh Pertamina. Dia mengakui, ada kemungkinan pemilik mobil yang sebelumnya mengonsumsi Pertamax, kini beralih ke Premium, sehingga mengakibatkan lonjakan permintaan BBM bersubsidi. Iin mengungkapkan, pada triwulan I 2008, penjualan Premium telah melebihi kuota sekitar dua persen dari 25 persen menjadi 27 persen.

Resiko Konsumsi Premium Bagi Bagi Mobil yang Seharusnya Memakai Pertamax

Perlu diketahui dan cermati oleh kita semua, bahwa setiap jenis mobil memiliki spesifikasi mesin yang berbeda-beda. Pada brosur yang baik akan menampilkan informasi rasio kompresi (Compression Ratio / CR). CR ini adalah hasil perhitungan perbandingan tekanan yang berkaitan dengan volume ruang bakar terhadap jarak langkah piston dari titik bawah ke titik paling atas saat mesin bekerja. Khusus kendaraan bermesin Diesel, CR-nya dapat dipastikan adalah tinggi. Sifat solar yang lebih sulit terbakar, maka memerlukan mesin berkompresi lebih tinggi.

BBM dengan oktan rendah lebih mudah terbakar. Semakin tinggi nilai CR pada mesin artinya membutuhkan BBM bernilai oktan tinggi. Mesin berkompresi tinggi membuat BBM cepat terbakar (akibat tekanan yang tinggi), yang akan menjadi masalah adalah, ketika BBM terbakar lebih awal (karena oktan rendah sedangkan CR tinggi) sebelum busi memercikkan api. Saat piston naik ke atas melakukan kompresi, bensin menyala mendahului busi, akibatnya piston seperti dipukul keras oleh ledakan ruang bakar tersebut. Kita sering mendengar istilah “Ngelitik” (pinging/knocking). Bagaimana menggambarkan ‘kejam’nya ngelitik yang dirasakan piston? Ibarat telapak tangan kita ditusuk2 dengan paku… kira-kira begitu. Perlahan namun pasti.. membuat piston seperti permukaan bulan… dan bahkan bisa bolong!.. hiiii….

Saat terjadi ‘ngelitik’, BBM tidak menjadi tenaga yang terpakai. Kerja mesin tidak optimal. Kembali diulang, mesin yang CR nya tinggi, memerlukan BBM yang lambat terbakar. Semakin tinggi nilai CR, BBM harus semakin lambat terbakarnya (oktan tinggi).

Pada kenyataannya.. banyak kita lihat, khususnya di SPBU, mobil-mobil baru yang berkompresi tinggi mengantri panjang di pompa bensin jenis Premium. Faktor ekonomi lebih mendesak ketimbang dampak rusak ke depan pada mesin motornya.. atau memang kurangnya informasi mengenai pemilihan BBM ini.

Banyak pemilik dan pemakai mobil yang merasa bahwa mobil barunya selama ini tidak bermasalah dan tidak “ngelitik” walaupun hanya diisi dengan Premium ber-oktan 88. Bahkan para show room mobil, dieler mobil dan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mobil kalau ditanya tentang apa pilihan bensin yang sebaiknya dipakai untuk mobil yang kita beli, relative cenderung dikatakan ‘bisa memakai premium ber-oktan 88’ ?! Yakinkah Anda dengan kondisi tersebut ?!

Periksa sekali lagi Informasi Spesifikasi Mobil Anda ! Berapa sebenarnya rasio kompresi (Compression Ratio / CR) mobil Anda ?! Sudah Tahukah Anda bahwa ada beberapa pabrikan mobil yang telah menambah komponen sistem peredam ngelitik (PINGING / KNOCKING ABSORBER) ?!

Jika informasi CR tersebut telah Anda ketahui dan jenis bensin apa yang seharusnya dikonsumsi, ‘bisa jadi’ sebagian besar dari kita akan menurun minatnya untuk membeli jenis mobil tersebut karena pertimbangan harga bensin ber-oktan tinggi ternyata mahal !!

Faktor ekonomi telah membuat sebagian besar dari kita selalu terlalu takut untuk membelanjakan uang kita untuk membeli jenis BBM yang ber-oktan sesuai dengan yang seharusnya! Tetapi ternyata dalam pemakaian jangka panjang, BBM ber-oktan lebih rendah tersebut justru akan menjerumuskan kita ke dalam pembiayaan yang lebih mahal terhadap perawatan dan pembelian komponen mesin mobil yang lebih cepat aus dan rusak.

Solusi Alternatif

Banyak cara untuk menyiasati agar bisa menggunakan bensin Premium atau Solar pada mesin yang ber-CR tinggi, namun mesin tidak mengalami ‘ngelitik’, antara lain:

- Menggunakan katalis untuk menaikkan nilai oktan (pilih yang berbahan natural, hindari yang biasanya berbahan yang mengandung timbal dan tidak ramah lingkungan).





Copy from DENI AFRIANTO Blog's

Tidak ada komentar: